Polisi Jemput Paksa Petani Tersangka Pencurian di Banggai dalam Kondisi Sakit
Ajir Mahmud - detikSulsel
#pragma123 #pragma123slotbanggai #pragma123banggaikepulauan #pragma123banggailaut #Alternative Link
Banggai - Seorang petani inisial DS (59) di Desa Honbola, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah (Sulteng) dijemput paksa polisi meski sedang sakit. Polisi beralasan penjemputan dilakukan karena DS sudah dua kali mangkir dari panggilan penyidik.
DS merupakan tersangka kasus pencurian buah kelapa sawit. Dia dilaporkan PT Sawindo Cemerlang (Scem) yang merupakan perusahaan perkebunan sawit di Kecamatan Batui dan Batui Selatan.
"Tersangka dijemput paksa karena sudah dua kali mangkir dan tidak kooperatif untuk memenuhi panggilan penyidik," ujar Kasi Humas Polres Banggai AKP Haryadi saat dikonfirmasi, Sabtu (11/6/2022).
Haryadi menjelaskan upaya jemput paksa ini dilakukan melalui beberapa pertimbangan sebagaimana diatur dalam Pasal 21 KUHAP. Sehingga, tersangka dijemput di rumahnya dan dibawa ke Polres Banggai.
"DS tidak kooperatif untuk memenuhi panggilan penyidik sebagai tersangka pencurian buah kelapa sawit di Balo Desa Honbola," sebut Haryadi.
Lebih lanjut Haryadi mengatakan tersangka DS dibawa ke Polres Banggai karena surat keterangan sakitnya tidak bisa dibuktikan secara sah. Sebab, surat tersebut bukan ditandatangani oleh dokter, sehingga dinyatakan sehat.
"Surat keterangan yang menyatakan DS sakit dengan nomor: IV/560/PKM-BTI/2022, dibuat oleh seorang perawat honorer di Puskesmas Batui berinisial NB, bukan dibuat oleh seorang dokter," sebutnya.
Haryadi menambahkan, DS dibawa ke Polres Banggai bukan untuk dilakukan penahanan. DS hanya dibawa untuk dimintai keterangan, sekalipun statusnya sudah tersangka.
"Tersangka DS ini dibawa ke Mapolres Banggai bukan untuk ditahan meskipun statusnya adalah tersangka, melainkan untuk dimintai keterangannya," ungkapnya.
Sementara itu, keluarga DS mengeluhkan upaya polisi yang melakukan penjemputan paksa pada Jumat (10/6) sekitar pukul 20.00 Wita. DS saat itu hanya berdua bersama istrinya dijemput lima orang polisi.
"Lima orang polisi datang mau menjemput papa dengan memperlihatkan surat penangkapan, walaupun mama saya sudah berkeras kalau papa saya ini lagi sakit, mereka tetap memaksa membawa papa saya," sesal anak DS, Hesti saat dikonfirmasi terpisah.
DS merupakan tersangka kasus pencurian buah kelapa sawit. Dia dilaporkan PT Sawindo Cemerlang (Scem) yang merupakan perusahaan perkebunan sawit di Kecamatan Batui dan Batui Selatan.
"Tersangka dijemput paksa karena sudah dua kali mangkir dan tidak kooperatif untuk memenuhi panggilan penyidik," ujar Kasi Humas Polres Banggai AKP Haryadi saat dikonfirmasi, Sabtu (11/6/2022).
Haryadi menjelaskan upaya jemput paksa ini dilakukan melalui beberapa pertimbangan sebagaimana diatur dalam Pasal 21 KUHAP. Sehingga, tersangka dijemput di rumahnya dan dibawa ke Polres Banggai.
"DS tidak kooperatif untuk memenuhi panggilan penyidik sebagai tersangka pencurian buah kelapa sawit di Balo Desa Honbola," sebut Haryadi.
Lebih lanjut Haryadi mengatakan tersangka DS dibawa ke Polres Banggai karena surat keterangan sakitnya tidak bisa dibuktikan secara sah. Sebab, surat tersebut bukan ditandatangani oleh dokter, sehingga dinyatakan sehat.
"Surat keterangan yang menyatakan DS sakit dengan nomor: IV/560/PKM-BTI/2022, dibuat oleh seorang perawat honorer di Puskesmas Batui berinisial NB, bukan dibuat oleh seorang dokter," sebutnya.
Haryadi menambahkan, DS dibawa ke Polres Banggai bukan untuk dilakukan penahanan. DS hanya dibawa untuk dimintai keterangan, sekalipun statusnya sudah tersangka.
"Tersangka DS ini dibawa ke Mapolres Banggai bukan untuk ditahan meskipun statusnya adalah tersangka, melainkan untuk dimintai keterangannya," ungkapnya.
Sementara itu, keluarga DS mengeluhkan upaya polisi yang melakukan penjemputan paksa pada Jumat (10/6) sekitar pukul 20.00 Wita. DS saat itu hanya berdua bersama istrinya dijemput lima orang polisi.
"Lima orang polisi datang mau menjemput papa dengan memperlihatkan surat penangkapan, walaupun mama saya sudah berkeras kalau papa saya ini lagi sakit, mereka tetap memaksa membawa papa saya," sesal anak DS, Hesti saat dikonfirmasi terpisah.
Hesti mengatakan, ayahnya melalui kuasa hukumnya sudah memberikan surat sakit keterangan dari puskesmas kepada pihak kepolisian. Makanya dia mengaku bingung mengapa polisi tetap membawa ayahnya ke Polres Banggai.
"Saya tidak paham kenapa ada penjemputan paksa, sekarang saya sementara mendampingi papa saya, kondisinya masih sakit batuk-batuk," ujarnya.
