pragma123,pragma 123 Pragma123, Situs Slot Gacor Terbaik 2022 Indonesia: slotsumenep

BERITA PRAGMA123

Tampilkan postingan dengan label slotsumenep. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label slotsumenep. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 18 Juni 2022

Pragma123JPMaxWinOlympus || Cerita Getir Namun Inspiratif Dosen UM Surabaya yang Bikin Menitikkan Air Mata

Cerita Getir Namun Inspiratif Dosen UM Surabaya yang Bikin Menitikkan Air Mata

Tim detikEdu - detikJatim

Surabaya - Gigih dan Inspiratif. Dua kalimat itu nampaknya cocok menggambarkan sosok pemuda asal Sumenep, Achmad Hidayatullah. Dirinya baru saja diterima beasiswa studi doktoral atau S3 di luar negeri setelah belasan kali gagal. Bahkan, dulunya dia pernah tinggal di panti asuhan.
Achmad tidak lahir dari keluarga akademisi. Kisah inspiratifnya berawal di Panti Asuhan Muhammadiyah Sumenep.

Dalam wawancara dengan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Ahmad menjelaskan kedua orang tuanya adalah seorang petani. Semasa kecil dia sering membantu bapaknya mencangkul.

Karena keterbatasan ekonomi, Dayat memutuskan tinggal di Panti Asuhan sejak SMP hingga SMA. Dia memutuskan untuk tinggal di sana agar bisa bersekolah secara gratis.

Dayat yang sekarang menjadi dosen itu menjelaskan bahwa dia tak bisa hidup mewah seperti anak-anak pada umumnya saat di panti. Bahkan, hanya sekadar untuk membeli jajan saat waktu istirahat ia tak bisa, karena di panti tidak menyediakan uang saku.

"Bersyukur saya pernah ditempa di panti. Saya belajar disiplin, menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Belajar ilmu agama secara mendalam dan yang terpenting saya bisa bersekolah," jelas Dayat dikutip dari laman UM Surabaya.


Pernah Jualan Empek-empek hingga Cleaning Service di Apotek
Saat memutuskan kuliah di Surabaya, hidupnya tidak langsung mudah. Menurutnya, pada saat itu universitas di Indonesia belum menyediakan beasiswa bidikmisi seperti saat ini. Kalau di kampus ada beasiswa BBM dan PPM, Dayat selalu gagal.

"Dulu saat masuk kuliah dibantu panti. Tapi untuk biaya makan saya tetap sulit. Waktu itu harga sayur satu plastik Rp 500-1.000. Setiap hari saya makan seadanya," terang Dayat.

Dayat juga sering membeli tempe dan dimakan mentah untuk lauk.

"Pernah sehari baru bisa makan jam 12 malam karena benar-benar tidak ada uang waktu itu. Pernah juga saya satu minggu lauknya ikan kering karena diberi teman," imbuhnya.

Karena keterbatasan ekonomi yang dialaminya, Dayat memutuskan untuk berkuliah sambil bekerja. Ia bekerja sebagai penjual empek-empek hingga menjadi cleaning service.

14 Kali Gagal Ditolak Kampus Luar Negeri
Menurut Dayat sebelum ia diterima di University Of Szeged Hungary ia sempat ditolak belasan kampus luar negeri. Pada percobaan kampus ke-13 dan 14 ia dinyatakan lolos. Ia menjelaskan kegagalan yang ia alami hampir membuatnya stres dan putus asa.

"Saya sempat frustasi karena tidak lolos-lolos study. Saya menyendiri mencari tempat sepi dan menghindari keramaian," ujarnya.

Dayat menjelaskan ia sudah memutuskan untuk studi di dalam negeri jika usahanya ke-12 gagal. Namun berkat kerja kerasnya ia diterima di dua kampus luar negeri yakni National Dong Hwa University Taiwan dan University Of Szeged Hungria. Namun ia memutuskan mengambil universitas di Hungaria dengan beasiswa.

Itulah cerita inspiratif Ahmad dari berjuang di panti hingga mendapat beasiswa S3. Inspiratif banget ya, detikers!


Pragma123JakartaSlot || Tersangka Terakhir Pembakar Mahasiswa Jogja Akhirnya Menyerah

Tersangka Terakhir Pembakar Mahasiswa Jogja Akhirnya Menyerah Tim detikcom - detikNews # pragma123  # pragma123slotkabupatenwaykanan  # prag...