5 Saksi Diperiksa Terkait Dugaan Bocah Sulut Perkosa Siswi SMP di Kuburan
Trisno Mais - detikSulsel
#pragma123 #pragma123slotminahasa #pragma123slotminahasaselatan #pragma123slotminahasatenggara #pragma123slotminahasautara #Alternative Link
Minahasa Selatan - Polisi sudah memeriksa 5 saksi terkait kasus pemerkosaan seorang bocah berinisial NK (14) terhadap siswi SMP berusia 13 tahun di Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara (Sulut). Aksi bejat NK dengan merekam video pemerkosaan dan diviralkan itu dilakukan di kuburan.
"Sudah 5 saksi yang diperiksa, 2 belum karena mengikuti ujian semester," kata Kasat Reskrim Polres Minahasa Selatan Iptu Lesly Lihawa kepada detikcom, Jumat (10/6/2022).
Lesly mengatakan kelima saksi tersebut masih belum cukup untuk mengumpulkan bukti-bukti yang kuat. Pihaknya masih menunggu 2 saksi lainnya untuk melengkapi keterangannya.
"Sudah 5 saksi yang diperiksa, 2 belum karena mengikuti ujian semester," kata Kasat Reskrim Polres Minahasa Selatan Iptu Lesly Lihawa kepada detikcom, Jumat (10/6/2022).
Lesly mengatakan kelima saksi tersebut masih belum cukup untuk mengumpulkan bukti-bukti yang kuat. Pihaknya masih menunggu 2 saksi lainnya untuk melengkapi keterangannya.
Hanya saja, keduanya tak bisa datang ke Polres karena masih mengikuti ujian semester sehingga Jumat (10/6). Pihaknya berencana ke mendatangi saksi untuk meminta keterangan.
"Cuman torang (kami) kendala di saksi-saksi tidak bisa ke Polres jadi torang mesti ke Modoinding (alamat saksi) untuk pemeriksaan karena saksi-saksi korban pe (punya) teman masih belum bisa hadir karena alasan ujian semester," ujarnya.
Lesly menjelaskan pihaknya sudah mengantongi hasil Visum Et Repertum (VER) terhadap korban dari Puskesmas. Kini tinggal menunggu keterangan beberapa saksi untuk melengkapi buktinya.
"Perkembangan sudah keluar visum dari Puskesmas Modoinding," bebernya.
Kasus ini pun sudah ditingkatkan ke tahap penyidikan. Selanjutnya polisi akan memanggil NK. Namun saat ini, status NK masih terlapor.
"Nanti so kelar (selesai) periksa baru bisa penentuan status," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, polisi mengungkap fakta baru kasus dugaan pemerkosaan seorang bocah berinisial NK (14) terhadap siswi SMP berusia 13 tahun di kuburan. Pelaku NK juga terungkap merekam video pemerkosaan dan diviralkan.
NK terungkap memperkosa korban di sebuah kompleks pekuburan di Desa Bongkudai Baru dan Desa Pinasungkulan, Kabupaten Minahasa Selatan sekitar pukul 17.30 Wita pada Kamis (7/4). Selanjutnya korban direkam video saat pemerkosaan berlangsung.
"Beberapa hari kemudian hasil rekaman itu dikirimkan terlapor (pelaku) kepada teman-teman terlapor sehingga video tersebut viral di media sosial," kata Kasat Reskrim Polres Minahasa Selatan Iptu Lesly Lihawa kepada detikcom, Rabu (25/5).
"Cuman torang (kami) kendala di saksi-saksi tidak bisa ke Polres jadi torang mesti ke Modoinding (alamat saksi) untuk pemeriksaan karena saksi-saksi korban pe (punya) teman masih belum bisa hadir karena alasan ujian semester," ujarnya.
Lesly menjelaskan pihaknya sudah mengantongi hasil Visum Et Repertum (VER) terhadap korban dari Puskesmas. Kini tinggal menunggu keterangan beberapa saksi untuk melengkapi buktinya.
"Perkembangan sudah keluar visum dari Puskesmas Modoinding," bebernya.
Kasus ini pun sudah ditingkatkan ke tahap penyidikan. Selanjutnya polisi akan memanggil NK. Namun saat ini, status NK masih terlapor.
"Nanti so kelar (selesai) periksa baru bisa penentuan status," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, polisi mengungkap fakta baru kasus dugaan pemerkosaan seorang bocah berinisial NK (14) terhadap siswi SMP berusia 13 tahun di kuburan. Pelaku NK juga terungkap merekam video pemerkosaan dan diviralkan.
NK terungkap memperkosa korban di sebuah kompleks pekuburan di Desa Bongkudai Baru dan Desa Pinasungkulan, Kabupaten Minahasa Selatan sekitar pukul 17.30 Wita pada Kamis (7/4). Selanjutnya korban direkam video saat pemerkosaan berlangsung.
"Beberapa hari kemudian hasil rekaman itu dikirimkan terlapor (pelaku) kepada teman-teman terlapor sehingga video tersebut viral di media sosial," kata Kasat Reskrim Polres Minahasa Selatan Iptu Lesly Lihawa kepada detikcom, Rabu (25/5).
