Jelajah Kampung Adat
Menelisik Indahnya Kampung Kuta dalam Menjaga Tradisi-Petuah Leluhur
Dadang Hermansyah - detikJabar
#pragma123 #pragma123slotkotabanjar #pragma123slotbanjar #pragma123jawabarat #Alternative Link
Ciamis - Keberadaan kampung adat di Jawa Barat menjadi daya tarik tersendiri. Mempertahankan tradisi dan budaya dengan mementingkan alam menjadi keunggulan masyarakat kampung adat.
Di Kabupaten Ciamis, salah satunya memiliki Kampung Adat Kuta. Berada di Dusun Kuta, Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari. Warganya tetap mempertahankan dan menjalankan amanah leluhur.
Mereka tidak membangun rumah dari bahan permanen seperti tembok. Semua bangunan terbuat dari kayu dan bambu. Rumah warga Kampung Kuta ini juga dikenal tahan gempa. Konon, warga meyakini apabila amanah tersebut dilanggar bakal terjadi petaka atau musibah.
Di Kabupaten Ciamis, salah satunya memiliki Kampung Adat Kuta. Berada di Dusun Kuta, Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari. Warganya tetap mempertahankan dan menjalankan amanah leluhur.
Mereka tidak membangun rumah dari bahan permanen seperti tembok. Semua bangunan terbuat dari kayu dan bambu. Rumah warga Kampung Kuta ini juga dikenal tahan gempa. Konon, warga meyakini apabila amanah tersebut dilanggar bakal terjadi petaka atau musibah.
Kampung Kuta yang memiliki kearifan lokal ini menjadi salah satu destinasi wisata budaya unggulan. Biasanya, kampung ini menjadi tempat penelitian para mahasiswa maupun pelajar untuk memenuhi tugas.
Kampung Kuta terdapat 111 rumah panggung dengan 258 penduduk. Bentuk rumah harus persegi panjang, tidak menggunakan genteng tapi memakai kerai dan ijuk. Terdapat sebuah pusat kampung, sebagai tempat transit pada wisatawan. Ada beberapa fasilitas seperti mushala, toilet, tempat parkir dan warung.
Dulunya di Kampung Adat ini hanya ada 4 rumah yang didirikan oleh pendirinya. Namun lambat laun bertambah namun tetap mempertahankan bangunan terbuat dari bahan alam.
Bangunan panggung ini tidak semata-mata karena 'pamali', namun juga memiliki manfaat nyata. Lokasi Kampung Kuta berada di sebuah lembah yang diapit bukit. Tanah disekitar cendrung labil, sehingga rawan pergerakan tanah. Apabila bantuan terbuat dari tembok, maka akan mudah retak dan rusak. Berbeda halnya rumah terbuat dari bambu dan kayu, yang tahan guncangan dan tidak akan retak.
Kepala Dusun Kampung Kuta Didi Sardi menjelaskan Kampung Kuta ini berasal dari kata Mahkuta atau Mahkota (simbol raja). Konon dahulu, lokasi kampung ini akan dijadikan sebagai salah satu calon pusat Kerajaan Galuh. Namun entah kenapa, pihak kerajaan batal mendirikannya.
Warga pun meyakini lokasi Kampung Kuta ini memiliki peninggalan atau patilasan Kerajaan Galuh. Lokasi tepatnya di sebuah hutan, atau disebut juga Leuweung Gede atau Hutan Larangan. Konon dulu di sana ditemukan beberapa peninggalan bahan untuk mendirikan pusat kerajaan.
"Kami tetap menjaga amanah dari sesepuh agar tidak membuat rumah dari tembok. Masyarakat di sini kebanyakan adalah petani dan pengrajin gula aren," ungkap Didi belum lama ini.
Lokasi Kampung Kuta Tambaksari Ciamis berada sekitar 50 kilometer dari pusat kota. Bila ditempuh menggunakan kendaraan sekitar lebih dari 2 jam perjalanan. Untuk menuju lokasi, harus menggunakan mobil atau sepeda motor pribadi.
Ada dua jalan alternatif, pertama dari Ciamis kota menuju jalan RE Martadinata, Kecamatan Baregbeg, lalu sebelum SPBU Baregbeg belok kanan menuju Sukadana, lalu ikuti arah menuju Rancah. Setelah sampai di Jalan Utama Rancah tinggal mencari petunjuk jalan menuju Kampung Kuta.
Jalur dua, dari pusat kota melaju ke arah Banjar, lalu di simpang Cisaga belok kiri menuju Kecamatan Rancah. Sebelum pusat Rancah, terdapat petunjuk jalan menuju Kampung Kuta dan ikuti arah hingga sampai lokasi.
"Sampai saat ini Kampung Adat Kuta tetap aman dan nyaman. Tradisi juga kami tetap jalankan dan kami hidup bersama alam, menjaga alam," jelasnya.
Kampung Kuta terdapat 111 rumah panggung dengan 258 penduduk. Bentuk rumah harus persegi panjang, tidak menggunakan genteng tapi memakai kerai dan ijuk. Terdapat sebuah pusat kampung, sebagai tempat transit pada wisatawan. Ada beberapa fasilitas seperti mushala, toilet, tempat parkir dan warung.
Dulunya di Kampung Adat ini hanya ada 4 rumah yang didirikan oleh pendirinya. Namun lambat laun bertambah namun tetap mempertahankan bangunan terbuat dari bahan alam.
Bangunan panggung ini tidak semata-mata karena 'pamali', namun juga memiliki manfaat nyata. Lokasi Kampung Kuta berada di sebuah lembah yang diapit bukit. Tanah disekitar cendrung labil, sehingga rawan pergerakan tanah. Apabila bantuan terbuat dari tembok, maka akan mudah retak dan rusak. Berbeda halnya rumah terbuat dari bambu dan kayu, yang tahan guncangan dan tidak akan retak.
Kepala Dusun Kampung Kuta Didi Sardi menjelaskan Kampung Kuta ini berasal dari kata Mahkuta atau Mahkota (simbol raja). Konon dahulu, lokasi kampung ini akan dijadikan sebagai salah satu calon pusat Kerajaan Galuh. Namun entah kenapa, pihak kerajaan batal mendirikannya.
Warga pun meyakini lokasi Kampung Kuta ini memiliki peninggalan atau patilasan Kerajaan Galuh. Lokasi tepatnya di sebuah hutan, atau disebut juga Leuweung Gede atau Hutan Larangan. Konon dulu di sana ditemukan beberapa peninggalan bahan untuk mendirikan pusat kerajaan.
"Kami tetap menjaga amanah dari sesepuh agar tidak membuat rumah dari tembok. Masyarakat di sini kebanyakan adalah petani dan pengrajin gula aren," ungkap Didi belum lama ini.
Lokasi Kampung Kuta Tambaksari Ciamis berada sekitar 50 kilometer dari pusat kota. Bila ditempuh menggunakan kendaraan sekitar lebih dari 2 jam perjalanan. Untuk menuju lokasi, harus menggunakan mobil atau sepeda motor pribadi.
Ada dua jalan alternatif, pertama dari Ciamis kota menuju jalan RE Martadinata, Kecamatan Baregbeg, lalu sebelum SPBU Baregbeg belok kanan menuju Sukadana, lalu ikuti arah menuju Rancah. Setelah sampai di Jalan Utama Rancah tinggal mencari petunjuk jalan menuju Kampung Kuta.
Jalur dua, dari pusat kota melaju ke arah Banjar, lalu di simpang Cisaga belok kiri menuju Kecamatan Rancah. Sebelum pusat Rancah, terdapat petunjuk jalan menuju Kampung Kuta dan ikuti arah hingga sampai lokasi.
"Sampai saat ini Kampung Adat Kuta tetap aman dan nyaman. Tradisi juga kami tetap jalankan dan kami hidup bersama alam, menjaga alam," jelasnya.
