Jokowi Rencana Bangun Pabrik Bambu di Ngada NTT
Tim detikBali - detikBali
#pragma123 #pragma123slotkabupatennagekeo #pragma123slotnusatenggaratimur #pragma123ntt #Alternative Link
Manggarai - Presiden Joko Widodo (Jokowi) merencanakan pembangunan sebuah pabrik bambu di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ide pembangunan pabrik bambu ini muncul setelah melihat besarnya potensi tanaman bambu yang ada di Flores, sekaligus untuk mengairahkan ekonomi masyarakat di Pulau Flores.
"Bapak presiden sudah menyampaikan ke saya kemarin lewat Menteri Koperasi, beliau sudah menyiapkan agar mempersiapkan di Ngada untuk industri," kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Selasa (19/4/2022) di Ruteng, Manggarai.
Salah satu alasan pembangunan pabrik bambu di Ngada, jelas Viktor, karena Ngada memiliki 28 juta batang bambu yang sudah ada.
"Kita persiapkan industri atau pabrik di Ngada dan Nagekeo, sehingga nantinya di Pulau Flores akan berdiri pabrik besar bambu setelah 2,5 juta anakan yang akan ditanam di 6 kabupaten," ujarnya saat melakukan penanaman bambu di Desa Persiapan Bangka Wela, Desa Golo Worok, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai.
Enam kabupaten yang dimaksud Viktor meliputi Pulau Flores tersebut yaitu Ngada, Manggarai, Manggarai Timur, Manggarai Barat, Nagekeo dan Ende.
"Bapak presiden sudah menyampaikan ke saya kemarin lewat Menteri Koperasi, beliau sudah menyiapkan agar mempersiapkan di Ngada untuk industri," kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Selasa (19/4/2022) di Ruteng, Manggarai.
Salah satu alasan pembangunan pabrik bambu di Ngada, jelas Viktor, karena Ngada memiliki 28 juta batang bambu yang sudah ada.
"Kita persiapkan industri atau pabrik di Ngada dan Nagekeo, sehingga nantinya di Pulau Flores akan berdiri pabrik besar bambu setelah 2,5 juta anakan yang akan ditanam di 6 kabupaten," ujarnya saat melakukan penanaman bambu di Desa Persiapan Bangka Wela, Desa Golo Worok, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai.
Enam kabupaten yang dimaksud Viktor meliputi Pulau Flores tersebut yaitu Ngada, Manggarai, Manggarai Timur, Manggarai Barat, Nagekeo dan Ende.
Menurut Viktor, dengan menanam bambu, maka sekaligus akan menanam air.
"Kita tidak sedang menanam bambu saja, tetapi juga menanam air, karena satu rumpun bambu itu menyimpan 5.000 liter air di dalamnya," katanya.
Menanam bambu kata dia, tidak saja menolong masyarakat di tempat itu, tapi nantinya akan dipindahkan ke wilayah-wilayah yang kering dan rawan bencana banjir dan longsor. Bambu menurut dia, mempunyai manfaat yang luar biasa, karena bambu tidak hidup sendiri, akan tetapi kalau sudah menyimpan air maka tanaman apapun di sekitarnya bisa hidup.
Di wilayah Manggarai, kini banyak masyarakat yang menggantungkan hidup dari tanaman bambu. Salah satunya adalah Antonia, petani bambu yang juga memimpin 46 anggotanya yang tergabung dalam Kelompok Bambu Belang Leca.
Pada periode bulan Mei-Desember 2021, kata Antonia, pihaknya sudah membibitkan 245.000 bibit bambu dengan jenis betong, pering dan gurung. Dari hasil bibit bambu itu, Antonia mengaku kelompoknya menerima pendapatan sebesar Rp 612.500.000.
"Kami sangat senang sekali, karena program ini sangat membantu perekonomian keluarga. Kami juga dapat tambahan wawasan akan manfaat bambu yang bisa menampung air dan menjaga mata air, dan juga kami dapat belajar berorganisasi dalam kelompok bambu," sebut Antonia.
"Kita tidak sedang menanam bambu saja, tetapi juga menanam air, karena satu rumpun bambu itu menyimpan 5.000 liter air di dalamnya," katanya.
Menanam bambu kata dia, tidak saja menolong masyarakat di tempat itu, tapi nantinya akan dipindahkan ke wilayah-wilayah yang kering dan rawan bencana banjir dan longsor. Bambu menurut dia, mempunyai manfaat yang luar biasa, karena bambu tidak hidup sendiri, akan tetapi kalau sudah menyimpan air maka tanaman apapun di sekitarnya bisa hidup.
Di wilayah Manggarai, kini banyak masyarakat yang menggantungkan hidup dari tanaman bambu. Salah satunya adalah Antonia, petani bambu yang juga memimpin 46 anggotanya yang tergabung dalam Kelompok Bambu Belang Leca.
Pada periode bulan Mei-Desember 2021, kata Antonia, pihaknya sudah membibitkan 245.000 bibit bambu dengan jenis betong, pering dan gurung. Dari hasil bibit bambu itu, Antonia mengaku kelompoknya menerima pendapatan sebesar Rp 612.500.000.
"Kami sangat senang sekali, karena program ini sangat membantu perekonomian keluarga. Kami juga dapat tambahan wawasan akan manfaat bambu yang bisa menampung air dan menjaga mata air, dan juga kami dapat belajar berorganisasi dalam kelompok bambu," sebut Antonia.
